Minggu, 14 Agustus 2011

SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA


Sistem sirkulasi atau transportasi pada tubuh manusia meliputi sistem peredaran darah dan sistem peredaran getah bening. Komponen sistem perdaran darah manusia terdiri atas darah, jantung dan pembuluh darah. Sedangkan komponen sistem peredaran getah bening terdiri dari cairan limfa, pembuluh limfa dan kelenjar limfa. Masing-masing komponen memiliki struktur dan susunan tertentu yang sesuai dengan fungsi.
Sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah tertutup, karena darah, khususnya sel-sel darah dalam peredarannya selalu berada di dalam pembuluh darah kecuali beberapa jenis sel darah putih. Sistem peredaran darah manusia juga disebut sistem peredarah darah ganda, yakni peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Hal ini karena peredaran darah memiliki dua jalur atau dua kali perputaran melewati jantung. Peredaran darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung menuju ke seluruh bagian tubuh (atas dan bawah) dan akhirnya kembali lagi ke jantung.
Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan gas-gas pernapasan, mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan ke seluruh jaringan tubuh, serta mengangkut dan membuang sisa metabolisme melalui sistem eksresi. Sedangkan sistem peredaran getah bening berfungi untuk mengangkut lemak dan sel-sel darah putih yang ada di dalamnya, yang dapat membunuh bibit penyakit yang masuk.

B. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri atas darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri dari bagian yang cair dan bagian yang padat. Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah, yaitu arteri, vena dan kapiler.
1. DARAH
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.
Darah kita terdapat di dalam pembuluh darah. Dalam kondisi normal, volume darah setiap orang kurang lebih 8% dari berat badannya. Pada orang dewasa yang beratnya 65 kg volume darahnya kurang lebih 5 liter. Darah kita tersusun dari beberapa komponen, yaitu :
• 55% merupakan bagian yang cair yakni plasma darah.
• 45% merupakan bagian yang padat atau butiran darah.

1) KOMPOSISI DARAH
a.) Plasma Darah
Plasma darah atau cairan darah terdiri atas:
• 90% air
• 8% protein yang terdiri dari albumin, hormon, globulin, protombin dan fibrinogen.
• 0,9% mineral yang terdiri dari NaCl, natrium bikarbonat, garam kalsium, fosfor, magnesium, besi.
• 0,1% berupa sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, asam amino, enzim, antigen.
Protein yang larut di dalam plasma darah disebut protein darah. Protein darah yang penting antara lain hormon, fibrinogen, albumin, globulin. Zat-zat tersebut sangat penting bagi tubuh:
• Hormon penting untuk kerja fisiologi alat tubuh
• Fibrinogen penting untuk proses pembekuan darah
• Albumin penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
• Globulin penting untuk membentuk zat kebal. Zat kebal ialah zat yang berfungsi untuk melawan benda-benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Bila plasma darah diendapkan, maka akan tersisa cairan berwarna kuning jernih, yang disebut serum. Di dalam serum inilah terkandung zat kebal atau zat antibodi.

b.) Sel-sel Darah
Sel-sel darah atau butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit atau sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit atau sel darah putih berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Trombosit atau keping darah berfungsi untuk membekukan darah.
1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Bentuk eritrosit pipih, dengan garis tengah 7,5 mikro meter, cekung dibagian tengahnya (bikonkaf), tidak berinti. Setiap 1 mm3 darah mengandung kurang lebih 5 juta sel darah merah. Butir darah merah mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin atau zat warna darah adalah suatu senyawa protein yang mengandung unsur besi. Fungsi utama Hb adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara oksigen dengan Hb sebagai berikut:
2Hb2 + 4O2  4 HbO2
Oksihemoglobin (HbO2) akan beredar ke seluruh sel-sel tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb sebagai berikut:
4 HbO2  2Hb2 + 4O2
Sel darah merah dibentuk oleh sumsum merah tulang pipih. Namun pada saat masih dalam kandungan, eritosit dibentuk di dalam hati dan limfa. Sel darah merah menjadi using dan tidak efektif lagi melaksanakan fungsinya setelah berumur lebih kurang 120 hari. Oleh hati dan limfa, sel darah merah tersebut dirombak. Di dalam hati, hemoglobin akan diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang berwarna kehijau-hijauan. Zat warna empedu berguna untuk membentuk emulsi lemak. Zat ini dikeluarkan ke saluran empedu yang bermuara di usus. Zat besi yang terdapatdi hemoglobin tidak ikut dikeluarkan, melainkan digunakan lagi untuk membuat eritrosit baru.
Penyumbatan saluran empedu dapat terjadi karena infeksi atau karena kerusakan sel-sel hati, yang menyebabkan empedu beredar bersama aliran darah. Inilah yang menyebabkan seseorang menderita penyakit kuning. Penyakit kuning dapat disebabkan oleh virus hepatitis atau oleh infeksi lainnya.
2. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Dalam setiap mm3 darah terdapat 8.000 sel darah putih. Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, bersifat bening, bentuknya tidak tetap sperti amoeba. Ukuran leukosit lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Garis tengahnya antara 9-15 mikrometer. Sel ini mempunyai fungsi utama untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk zat antibodi. Antibodi adalah zat pelawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih merupakan sel darah fagosit, apabila ada bibit penyakit.
Terdapat 5 macam sel darah putih yang bentuk, jumlah, dan fungsinya berbeda. Kelima macam sel darah putih tersebut adalah monosit, limfosit, basofil, eosinofil, dan neutrofil.
1) Neutrofil
Neutrofil merupakan 60-70% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil dapat bergerak secara ameboid dari darah dan masuk ke jaringan yang terinfeksi dan menghancurkan mikroba yang ada. Gerak neutrofil terjadi karena adanya sinyal kimiawi dari daerah yang terinfeksi. Neutrofil hanya berumur sekitar 6-20 jam.
2) Monosit
Monosit terdapat sekitar 5% dari jumlah sel darah putih. Walaupun begitu, monosit merupakan fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah selama beberapa jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan berkembang menjadi makrofag. Makrofag merupakan sel fagositik terbesar, paling efektif, dan berumur panjang. Makrofag bersifat ameboid dan dapat merentangkan pseudopodia untuk menarik mikroba. Mikroba yang terperangkap kemudian dihancurkan dengan enzim pencernaan. Beberapa makrofag menetap di organ dan jaringan.
3) Eosinofil
Eusinofil kira-kira berjumlah 15% dari jumlah sel darah putih. Eusinofil hanya sedikit bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur. Eusinofil berfungsi untuk melawan parasit besar.
4) Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah salah satu sinyal kimia yang akan dikirimkan bila terjadi luka dan peradangan. Basofil diduga terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein asing yang masuk.
5) Limfosit
Vertebrata mempunyai 2 macam sel limfosit, yaitu sel B (limfosit B) dan sel T (limfosit T). limfosit dibuat di sumsun tulang dan hati (pada fetus). Mula-mula semua limfosit sama, tetapi kemudian berdiferensiasi menjadi sel B atau sel T, tergantung temapt pematangannya. Limfosit yang berpindah dari sumsum tulang ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi sel B. Sel B dan sel T yang matang banyak ditemikan di nodus limfa, limfa dan organ limfatik lain. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan zat asing yang masuk.
Kemampuan limfosit menghasilkan antibodi pada anak –anak akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kekebalan yang diperoleh secara alami ini disebut sebagai imunitas alami. Antibodi yang dihasilkan itu bersifat spesifik, artinya antibodi tertentu hanya cocok untuk melawan penyakit tertentu pula. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, perlu dilakukan upaya agar limfosit menghasilkan antibodi, misalnya dengan vaksinasi. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh supaya tubuh dapat melawannya dengan membentuk antibodi.

Darah manusia: a - eritrosit; b - neutrofil; c - eosinofil; d - limfosit.

3. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Di dalam darah terdapat keeping-keping darah atau trombosit. Trombosit bentuknya tidak teratur, tidak berinti dan berukuran kecil, garis tengahnya kurang lebih 2-4 mikrometer. Dalam tiap satu mm3 darah terdapat kurang lebih 250.000 keping darah.
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Di dalam trombosit terdapat enzim yang disebut trombokinase. Apabila darah keluar karena terluka, maka trombosit akan pecah. Enzim trombokinase keluar dari trombosit. Karena pengaruh ion kalsium dalam darah, enzim trombokinase akan mengubah protrombin (calon trombin) yang menjadi trombin. Trombin akan mengubah protein darah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka tertutup sehingga tidak mengeluarkan darah secara terus menerus.
Protrombin adalah senyawa protein yang dibentuk di hati. Pembentukan senyawa ini dipengaruhi oleh vitamin K. Oleh sebab itu seseorang yang kekurangan vitamin K akan mengalami kesulitan pembekuan darah, apabila terjadi luka.

2) FUNGSI DARAH
Darah terdiri atas banyak komponen. Tiap komponen mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan komponen tersebut, fungsi darah adalah sebagai berikut :
• Sebagai alat pengangkut.
• Membunuh kuman-kuman penyakit.
• Melakukan pembekuan darah.
• Menjaga kestabilan suhu tubuh.


2. ALAT PEREDARAN DARAH
1) Jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada agak sebelah kiri. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan pria dewasa. Jantung manusia berongga dan terdiri atas 4 ruang, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan dan bilik kiri.
Dinding rongga jantung tersusun atas otot jantung. Antara serambi dan bilik dibatasi oleh suatu sekat yang berkatup. Katup yang sebelah kanan disebut katup trikuspid yang terdiri atas 3 kelopak atau kuspa, dan katup sebelah kiri disebut katup bikuspid yang terdiri dari 2 kelopak atau kuspa. Katup-katup tersebut berfungsi untuk menjaga agar darah dari bilik tidak mengalir ke serambi.
Otot jantung mampu berkontraksi sehingga jantung dapat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya serambi dan bilik terjadi secara bergantian. Kontraksi jantung menimbulkan denyutan yang dapat dirasakan pada pembuluh nadi di beberapa tempat.
Kecepatan denyut jantung pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada kondisi setiap orang. Misalnya usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas seseorang. pada anak-anak, denyut nadinya lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Selain kecepatan denyut jantung, tekanan darah juga dapat diukur. Tekanan darah pada saat bilik jantung mengembang disebut tekanan diastol (tekanan darah karena jantung memasukkan darah) dan tekanan darah pada saat bilik jantung mengempis disebut tekanan sistol (tekanan darah karena jantung memompa darah).
Tekanan darah dapat diukur dengan alat pengukur tekanan darah yang disebut tensimeter atau sphigmomanometer. Tekanan darah merupakan inikator yang baik untuk mengetahui kekuatan jantung memompa darah, serta indikator untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Tekanan darah orang dewasa normal adalah 120/80 mmHg (milimeter air raksa). Nilai 120 menunjukkan tekanan sistol sedangkan 80 menunjukkan tekanan diastol.
Jantung memiliki pembuluh darah yang menuju atau keluar dari jantung. Pembuluh darah yang menuju atau keluar dari jantung adalah : vena cava, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, aorta dan arteri koronaria.
2) Pembuluh Darah
Berdasarkan fungsinya, pembuluh darah dibedakan atas pembuluh nadi atau arteri dan pembuluh balik atau vena. Penghubung arteri dan vena adalah pembuluh kapiler.


a.) Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi adalah pembuluh yang membawa darah keluar dari jantung. Umumnya pembuluh nadi mengalirkan darah yang mengandung banyak oksigen. Letak pembuluh nadi agak ke dalam tersembunyi dari permukaan tubuh. Dinding pembuluh nadi kuat dan elastis, terdiri atas tiga lapis, yaitu lapisan luar, tengah dan dalam. Lapisan luar tipis tetapi kuat, lapisan tengah tersusun atas sel-sel otot polos dan lapisan dalam tersusun atas endotelium. Jika nadi terluka, darah akan memancar.
Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kiri jantung disebut aorta, yang mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Aorta memiliki satu katup dekat jantung, yang berfungsi menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke jantung. Pembuluh nadi besar (aorta) ini disebut pila pembuluh nadi utama, yang kemudian bercabang menjadi pembuluh nadi ke seluruh tubuh.
Semua pembuluh nadi mengalirkan darah yang kaya oksigen, kecuali arteria pulmonalis. Arteria pulmonalis adalah pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan menuju ke paru-paru. Pembuluh nadi ini bercabang dua menjadi pembuluh nadi paru-paru kiri dan pembuluh nadi paru-paru kanan. Pembuluh nadi ini membawa darah yang kaya CO2. Karbon dioksida dilepaskan oleh darah di paru-paru, sedangkan oksigen ditangkap oleh Hb. Darah yang kaya oksigen dialirkan oleh vena paru-paru (vena pulmonalis) menuju jantung, melalui serambi kiri.
b.) Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. Jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik yang besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru, pembuluh vena ini membawa darah yang kayak oksigen (O2). Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.


c.) Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler hanya tersusun atas satu lapis sel endotelium. Dinding kapiler yang sangat tipis ini memangsesuai dengan fungsinya, yaitu untuk pertukaran zat. Meskipun ukurannya paling kecil, namun jumlahnya sangat besar dan diperkirakan jumlah luas permukaannya mencapai 600 m2. Ukuran yang kecil menyebabkan kecepatan aliran menjadi lambat.
Ujung pembuluh nadi yang terkecil dihubungkan oleh pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler inilah yang berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh. Oksigen dan zat-zat makanan melalui pembuluh kapiler dimasukkan ke dalam sel. Selanjutnya karbon dioksida, air dan sisa-sisa pembakaran diambil, untuk diangkat ke paru-paru dan alat pengeluaran lainnya.

3. MACAM PEREDARAN DARAH
Darah kita senantiasa beredar setiap saat selama kita hidup. Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh dan akhirnya kembali lagi ke jantung. Sambil beredar darah membawa sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa pembakaran dari seluruh tubuh diangkut oleh darah ke alat-alat pengeluaran.
Oleh karena darah kita beredar di dalam pembuluh darah, maka peredaran darah kita digolongkan peredaran darah tertutup. Setiap kali beredar, darah melewati jantung dua kali. Berdasarkan hal tersebut maka peredaran darah manusia disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
a.) Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju ke paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung. Skema peredaran darah kecil:
Jantung  Paru-Paru  Jantung
(bilik kanan) (serambi kiri)
b.) Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Skema peredaran darah besar:
Jantung  Tubuh  Jantung
(bilik kiri) (serambi kanan)




4. GOLONGAN DARAH
Orang yang pertama kali menggolongkan darah menurut sistem darah AB0 (baca : a, b, nol) adalah Karl Landsteiner (Austria 1868-1947). Menurut sistem tersebut darah dapat digolongkan ke dalam 4 golongan besar. Golongan darah itu adalah A, B, AB, dan 0 (nol).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
5) Rhesus, Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.
Table Pewarisan Golongan Darah Kepada Anak
Ibu/Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

• Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah, kecelakaan atau sedang menjalani operasi.
Sebelum transfusi darah, harus diketahui terlebih dahulu golongan darahnya. Orang yang memberikan darahnya disebut pendonor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Apabila golongan darah pendonor tidak sama dengan resipien, maka darah resipien akan menolak darah pendonor. Penolakan ini ditandai dengan penggumpalan darah yang dapat berakibat fatal bagi resipien.
Golongan darah 0 dikatakan sebagai donor universal, karena dapat ditransfusikan ke dalam semua golongan darah. Sebaliknya golongan darah AB dikatakan sebagai resipien universal karena bisa menerima semua golongan darah. Namun haruslah disadari, bahwa transfusi darah yang baik adalah transfusi darah yang sejenis. Artinya golongan darah A untuk golongan darah A, golongan darah B untuk golongan darah B, dan seterusnya. Hanya jika terpaksa, 0 dapat diberikan kepada semua golongan darah dan AB dapat menerima semua golongan darah.

C. SISTEM PEREDARAN GETAH BENING
Sistem sirkulasi atau transportasi di dalam tubuh manusia tidak hanya berupa darah dan peredarannya, tetapi juga berupa sistem peredaran getah bening atau limfa. Sistem peredaran getah bening terdiri dari cairan limfa, pembuluh limfa dan kelenjar limfa atau simpul limfa. Sistem peredaran limfa berperan dalam transpor lemak dan pemberantasan penyakit.
a.) Cairan Limfa
Sel darah beredar dalam kapiler, terdapat cairan sel darah putih yang merembes keluar dari kapiler darah. Cairan tersebut mengisi ruang-ruang antarsel. Cairan ini disebut cairan jaringan yang tidak masuk lagi ke pembuluh darah tetapi masuk ke sistem limfatik, yaitu ke pembuluh getah bening atau pembuluh limfa. Cairan jaringan yang telah berada di dalam pembuluh limfa ini berubah nama menjadi cairan limfa atau getah bening.
Cairan limfa yang mengandung sel-sel darah putih ini berfungsi mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh kita. Selain itu, cairan limfa juga mengandung lemak. Lemak dari usus tidak diangkut melalui pembuluh darah, melainkan oleh pembuluh limfa. Di usus, pembuluh limfa ini disebut pembuluh kil.
b.) Pembuluh Limfa
Struktur pembuluh limfa mirip dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfa tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh ini terletak terutama di sela-sela otot, mempunyai cabang yang halus yang bagian ujungnya terbuka. Melalui ujung yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh masuk ke dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa dibedakan tas dua macam, yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh dada/pembuluh limfa kiri.
• Pembuluh Limfa Kanan
Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari kepala, leher bagian kanan, dada kanan dan lengan kanan. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bawah selangka kanan.
• Pembuluh Dada/Pembuluh Limfa Kiri
Pembuluh dada berfungsi menampung limfa yang berasal dari kepala, leher kiri, dada kiri, lengan kiri dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bawah selangka kiri.
• Peredaran Limfa
Peredaran limfa dimulai dari jaringan tubuh, yang berupa cairan jaringan. Cairan ini masuk ke pembuluh limfa halus menjadi cairan limfa. Selanjutnya pembuluh limfa halus bergabung menjadi pembuluh limfa kecil. Beberapa pembuluh ini bergabung menjadi pembuluh limfa yang lebih besar dan seterusnya. Akhirnya pembuluh getah bening itu bergabung ke dalam pembuluh limfa besar, yaitu pembuluh limfa kiri dada dan pembuluh limfa kanan. Pembuluh limfa kiri/dada bermuara pada vena di bawah selangka kiri. Sedangkan pembuluh limfa kanan bermuara pada vena di bawah selangka kanan. Pembuluh limfa mengalirkan kira-kira 100 ml getah bening ke dalam vena untuk dikembalikan ke dalam darah. Dengan cara ini, getah bening beserta isi proteinnya dikembalikan ke aliran darah.
c.) Kelenjar Limfa (Buku Limfa)
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat beberapa kelenjar limfa, terutama pada pangkal paha, ketiak dan leher. Kelenjar limfa atau buku limfa menghasilkan sel-sel darah putih. Ketika tubuh terkena infeksi, kelenjar limfa tersebut membengkak. Fungsi kelenjar limfa ialah menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak terjadi penjalaran infeksi lebih lanjut. Di dalam tubuh juga terdapat alat tubuh yang fungsinya sama dengan kelenjar limfa, yaitu mencegah infeksi lebih lanjut. Alat itu antara lain limpa dan tonsil.
• Limpa
Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah belakang lambung. Limpa berfungsi sebagai:
1) Tempat pembentukan sel darah putih (leukosit) dan antibodi.
2) Tempat cadangan sel darah jika ada bagian tubuh yang kekurangan darah, maka limpa akan mengeluarkan cadangannya.
3) Tempat pembongkaran sel darah merah yang sudah mati.
4) Tempat membunuh kuman-kuman penyakit.
• Tonsil (Amandel dan Polip)
Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil merupakan kelenjar limfa yang lebih dikenal dengan amandel. Permukaan kelenjar amandel ditutupi membran mukosa yang bersambung dengan bagian bawah tenggorokan. Permukaannya penuh dengan lekukan, dan di dalam lekukan yang banyak itu terdapat beberapa kelenjar penghasil lendir. Sekresi kelenjar itu mengandung banyak limfosit. Selain itu, di belakang tekak juga terdapt tonsil, yakni di rongga hidung. Tonsil ini disebut polip hidung. Baik amandel maupun polip bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang dapat tersebar dari hidung, mulut dan tenggorokan.



D. GANGGUAN PADA SISTEM TRANSPORTASI
Sistem transportasi kita dapat mengalami gangguan, baik pada darah maupun pada alat-alat peredarannya. Gangguan itu misalnya anemia, leukemia, hemofilia, hipertensi, arterosklerosis, wasir dan varises.
a.) Anemia
Anemia sering disebut juga sebagai penyakit kurang darah. Batasan tersebut sebenarnya kurang tepat, sebab anemia ditemui pula pada seseorang yang mempunyai sel darah merah normal namun jumlah hemoglobin dalam sel darah merahnya kurang. Jadi, anemia sebenarnya adalah kekurangan hemoglobin di dalam darah. Penyebabnya dapat bermacam-macam, seperti berkurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan berkurangnya volume darah dari volume normal. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen menjadi rendah.
Anemia dapat terjadi jika tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan banyak darah. Kekurangan darah ini dapat diatasi dengan transfusi darah. Ada jenis anemia yang bersifat genetis dan mematikan, yaitu thalasemia dan sickle cell anemia (anemia sel sabit). Thalasemia disebabkan kegagalan pembentukan hemoglobin akibat kerusakan gen globin. Anemia sel sabit disebabkan adanya eritrosit yang berbentuk bulan sabit. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12 (yang membantu pematangan sel darah merah) yang disebut anemia pernisiosa.
b.) Leukemia
Leukemia disebut juga sebagai kanker darah, yaitu jumlah sel darah putih yang jauh di atas jumlah normal karena pembelahan yang tak terkendali. Di samping itu, sel-sel darah putih menjadi “ganas”, memakan sel-sel darah merah, sehingga seseorang akan mengalami anemia berat.
c.) Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja menyebabkan darah akan mengucur terus sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan dari orang tua kepada keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini karena gen hemofilia menampakkan pengaruhnya pada laki-laki. Sebaliknya, pada perempuan hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuanakan mati sebelum dewasa. Karena menurun, penyakit ini tidak adapt disembuhkan. Untuk mencegahnya, hindari perkawinan yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.
d.) Hipertensi
Biasanya, semakin tinggi usia seseorang, semakin tinggi pula tekanan darahnya. Namun pada penderita hipertensi, tekanan darah tersebut naik di atas normal. Hipertensi artinya di atas tekanan darah normal. Untuk orang yang berumur 60 tahun, tekanan darahnya tidak boleh melebihi 160/90 mmHg. Jika lebih dari angka tersebut, berarti ia mengidap hipertensi. Tekanan diastolik yang melebihi 130 mmHg menunjukan adanya hipertensi yang serius.
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah atau tersumbatnya arteri di otak. Akibatnya, penderita akan meninggal dunia karena terkena stroke. Atau, penderita mengalami kerusakan otak. Jika otak bagian kiri yang mengalami kerusakan, penderita akan mengalami kelumpuhan bagian tubuh sebelah kanan, dan sebaliknya jika otak bagian kanan yang mengalami kerusakan, penderita akan mengalami kelumpuhan di tubuh sebelah kiri. Komplikasi lain yang timbul akibat tekanan darah tinggi adalah kerusakan ginjal dan gagal jantung. Hingga kini sebagian besar penyakit tekanan darah tinggi belum diketahui penyebabnya dan sulit diketahui secara dini.
e.) Penyakit Arteriosklerosis atau Aterosklerosis
Jantung mendapatkan makanan dan oksigen dari arteri yang menuju jantung. Arteri ini berasal dari aorta yang menuju ke jantung, yang disebut arteri koronaria.
Seperti halnya arteri yang lain, arteri koronaria juga dapat menyempit karena pengerasan akibat pengendapan kolesterol. Pengerasan arteri tersebut disebut aterosklerosis. Selain itu arteri juga dapat mengalami penyumbatan oleh darah yang membeku. Darah yang membeku disebut trombus. Bila arteri tersumbat sama sekali, berarti otot jantung kekurangan makanan dan oksigen, sehingga sebagian otot jantung mati. Keadaan demikian ini disebut infak jantung (infark miokard). Serangan jantung demikian sering terjadi, disertai rasa sakit yang hebat pada dada kiri dan terjadi kegagalan peredaran darah.
f.) Wasir (Hemoroid)
Wasir atau ambeien atau hemoroid ialah membesarnya vena yang berada di sekitar lubang pelepasan (anus). Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancer, misalnya karena terlalu banyak duduk, kurang gerak, atau karena terlalu kuat mengejan.
g.) Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah sehingga tampak membesar. Varises banyak dialami oleh wanita hamil, dan orang yang terlalu lama berdiri atau terlalu banyak jongkok.

h.) Stroke
Stroke terjadi jika suplai darah ke otak berhenti. Stroke dapat diakibatkan oleh salah satu atau beberapa faktor di bawah ini:
1) Aterosklerosis pada pembuluh darah leher atau kepala, sehingga menghentikan aliran darah ke otak.
2) Terbentuknya trombus pada aterosklerosis, sehingga menyumbat aliran darah menuju otak.
3) Embolus menyumbat pembuluh arteri di otak.
4) Pembuluh darah otak pecah, karena tekanan darah yang tinggi.
5) Adanya tumor di otak yang menyumbat aliran darah menuju otak.
i.) AIDS dan Defisiensi Sistem Imun
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang menyebabkan seseorang tidak memiliki sistem imun. Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem untuk memproteksi tubuh terhadap serangan penyakit (antigen). Manusia memiliki sistem kekebalan karena di dalam tubuh manusia terdapat sel-sel monosit yang memiliki kemampuan memfagosit kuman, serta limfosit B (sel B), limfosit T (sel T) yang memiliki kemampuan menghasilkan antibodi. Antibodi bekerja dengan cara mengikat antigen sehingga antigen tidak dapat menyerang sel-sel lain.
AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Syndrome). Virus HIV/AIDS mampu menyerang limfosit T (sel T) sehingga seseorang yang terserang oleh virus tersebut tidak memiliki kekebalan. Akibatnya orang tersebut rentan terhadap serangan penyakit yang lain. Tubuh tanpa sistem kekebalan bagaikan sebuah Negara yang tidak memiliki tentara, sehingga mudah dihancurkan oleh musuh.

E. SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem kekebalan tubuh manusia dapat diperoleh secara alami dan buatan yang masing-masing dibedakan menjadi kekebalan aktif dan pasif.
a.) Kekebalan Aktif Alami
Kekebalan yang terjadi karena sel menghasilkan antibodi disebut kekebalan aktif alami. Antibodi diproduksi sebagai respon adanya antigen (benda asing), misalnya kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
b.) Kekebalan Pasif Alami
Selama perkembangan mamalia, beberapa antibodi diberikan dari ibu kepada anaknya melalui plasenta atau air susu. Kekebalan yang diperoleh itu disebut kekebalan pasif alami. Kekebalan pasif berlaku hanya untuk waktu singkat setelah lahir.

c.) Kekebalan Aktif Buatan
Selain diperoleh secara alami, kekebalan aktif dapat diusahakan sendiri oleh manusia sehingga disebut kekebalan aktif buatan. Kekebalan aktif buatan dapat dibuat dengan member sejumlah kecil antigen, yaitu vaksin, ke dalam tubuh. Vaksin adalah kuman penyakit yang telah dilemahkan sehingga tidak membahayakan tubuh. Vaksin akan mengaktifkan sel-sel penghasil antibodi yang akan siap berproduksi bila ada mikroorganisme penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh. Teknik ini disebut imunisasi.
d.) Kekebalan Pasif Buatan
Kekebalan pasif buatan dilakukan dengan memberikan antibodi ke dalam tubuh seseorang. Pada kekebalan pasif buatan ini, penerima tidak dipacu untuk membuat antibodinya sendiri. Jadi, tubuh langsung diberi antibodi siap pakai dari sumber luar tubuh.
Antibodi biasanya diperoleh dengan menyuntikan antigen yang sesuai dengan penyakit tertentu ke hewan yang cocok, kemidian antibodi yang terbentuk pada hewan tersebut diambil. Antibodi dapat pula diperoleh dengan mengekstraksinya dari darah orang lain yang telah mempunyai antibodi tersebut.
Kekebalan pasif buatan dapat diperoleh dengan segera tapi tidak bertahan lama dan hanya berlaku selama antibodi buatan masih ada. Karena antibodi merupakan protein, dan protein selalu diuraikan dan digantikan, antibodi tersebut hanya bertahan beberapa minggu. Sebaliknya, pada imunitas aktif, individu dirangsang untuk menghasilkan antibodi sendiri, dan kekebalan dapat bertahan sepanjang umur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar