Minggu, 14 Agustus 2011

MENINGKATKAN PERAN BIOTEKNOLOGI MELALUI PENDIDIKAN

Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi teknologi yang sangat menjanjikan di abad ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang. Saat ini walaupun masih dalam taraf pengembangan, industri bioteknologi mulai matang dan menghasilkan produk-produk yang dapat dipasarkan. Dimana keberhasilan-keberhasilan komersial dan terobosan-terobosan teknologi yang dramatis telah dan sedang diraih. Walaupun demikian, harapan-harapan mengenai penerapan bioteknologi pada 15-20 tahun yang lalu dapat dikatakan belum seluruhnya menjadi kenyataan dan bahkan hambatan-hambatan yang muncul kadangkala tidak diantisipasi sebelumnya. Dalam GBHN 1993 khususnya sasaran Bidang Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pelita VI, Bioteknologi juga dimasukkan dalam Kebijaksanaan Nasional sebagai suatu bidang Iptek yang perlu dikembangkan.
Penggunaan bioteknologi memiliki potensi yang besar dalam usaha peningkatan ketahanan pangan. Perkembangan berbagai teknologi seperti teknik kultur jaringan, fusi protoplas, rekayasa genetika, micro projectile bombardment dan penanda molekuler telah dipergunakan untuk mendukung pemuliaan tanaman secara konvensional untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik.
Sampai saat ini tanaman transgenik telah ditanam lebih dari 68 juta hektar. Hasilnya, penggunaan tanaman transgenik hasil bioteknologi mampu meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksi, bahkan untuk petani kecil di negara berkembang, yang merupakan penyumbang populasi penduduk dunia yang berada di bawah garis kemiskinan.
Seperti halnya teknologi baru yang lain, bioteknologi termasuk rekayasa genetika juga memiliki beberapa resiko baik yang telah diketahui maupun yang masih diteliti. Secara prinsip, sebetulnya tidak ada suatu teknologi yang tidak memiliki resiko disamping manfaatnya. Dengan demikian, dalam pemanfaatan produk bioteknologi bagi manusia dan lingkungan, diperlukan kehati-hatian.
Berbagai usaha untuk mengurangi dampak negatif bioteknologi harus terus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan keterbukaan. Hal ini didasarkan kembali kepada potensi yang dimiliki oleh bioteknologi yang dapat dikembangkan untuk kecukupan pangan dunia. Namun, sayangnya sampai saat ini masih ditemukan penyebaran informasi yang salah mengenai bioteknologi ini yang disebarkan oleh beberapa pihak yang belum mengerti dengan baik mengenai bioteknologi.
Dalam memberikan informasi kepada masyarakat, pihak-pihak tersebut lebih berat dalam membesar-besarkan permasalahan mengenai resiko-resiko dalam bioteknologi dibandingkan penyebaran informasi dari hasil-hasil penelitian, pengalaman, dan peraturan pemerintah mengenai keamanan penggunaan produk bioteknologi. Hal ini berpotensi untuk menghambat perkembangan bioteknologi itu sendiri. Oleh sebab itu, pendidikan dalam bidang bioteknologi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan peran bioteknologi dalam kesejahteraan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan investasi bidang pendidikan, penelitian, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang bioteknologi.

BIOTEKNOLOGI
Menurut Konvensi Keragaman Biologi tahun 1992, bioteknologi di definisikan sebagai segala aplikasi teknologi yang memanfaatkan sistem biologi, organisme, atau turunnya, untuk memodifikasi atau menghasilkan produk atau proses untuk kegunaan tertentu. Bioteknologi dibagi dalam dua jenis berdasarkan prosesnya. Yang pertama adalah penggunaan informasi genetik untuk mempercepat dan mendukung pemuliaan tanaman atau hewan.
Yang kedua (dan yang lebih canggih) adalah merekayasa pola gen dari tanaman atau hewan untuk menghasilkan organisme baru. Hampir seluruh tanaman saat ini sebenarnya dapat dikatakan telah mengalami modifikasi genetik. Modifikasi tersebut terjadi ketika tanaman dalam species yang sama mengalami persilangan menghasilkan turunan (silangan). Silangan tersebut tidak selalu serupa dengan tetuanya, namun terdapat kombinasi genetik dari tetuanya. Selama berabad-abad, tumbuhan telah dibudidayakan dan disilang-silangkan oleh manusia untuk mendapatkan tanaman yang baik dengan sifat-sifat tertentu yang diinginkan. Jagung yang diproduksi sekarang ini merupakan contoh, tanaman yang telah melalui berbagai silangan yang jauh dari sifat asalnya sebagai tanaman liar hingga dapat berfungsi sebagai tanaman pangan. Dalam proses hibridisasi varietas, peneliti terus menerus melakukan silangan, kadang kala memerlukan waktu hingga bertahun-tahun untuk mendapatkan tanaman dengan berbagai keunggulan dan sedikit sifat yang tidak unggul.
Bioteknolgi pertanian sekarang didefinisikan sebagai sebuah proses ilmiah yang sangat teliti termasuk rekayasa genetika, yang digunakan untuk memuliakan tanaman, hewan maupun mikroorganisme lain. Bioteknologi pertanian sekarang ini menjadi suatu alat yang sangat berguna untuk membantu manusia dalam mengobati berbagai penyakit, dan meningkatkan kesehatan manusia, mengatasi penyakit pada hewan, melawan kelaparan dan menjaga kelestarian lingkungan. Kemajuan dalam hal bioteknologi secara modern memungkinkan peneliti untuk mengisolasi gen tunggal dari suatu sifat yang diinginkan, kemudian menggabungkan dengan gen dari tanaman yang lain dan menumbuhkannya sehingga dihasilkan tanaman dengan sifat tersebut.
Bioteknologi modern berbeda dengan teknik sebelumnya karena memungkinkan bagi peneliti untuk menggabungkan gen dari spesies lain (hal yang tidak dapat dilakukan dengan pemuliaan konvensional). Dengan demikian, saat ini istilah ‘genetically modified organism’ diartikan sebagai organisme yang susunan genetiknya telah termodifikasi dengan penggabungan gen baru atau beberapa gen, atau dengan menghapus gen atau beberapa gen. Gen asing dapat juga berasal dari organisme yang berbeda bahkan spesies yang berbeda. Dengan demikian, bioteknologi menjelma menjadi alat yang sangat canggih dan sangat bermanfaat bagi pemulia tanaman maupun ternak.

BIOTEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi dewasa ini tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan sebagainya.
Bioteknologi sederhana sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Misalnya dalam bidang teknologi pangan yakni dalam pembuatan bir, roti dan keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.
Pada masa kini, bioteknologi berkembang pesat. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, rekomendasi DNA, kloning dan sebagainya. Teknologi ini memungkinkan manusia memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker, atau AIDS. Selain bidang kesehatan, pengembangan bioteknologi juga mendatangkan keuntungan ekonomi yang menjanjikan.
Kurangnya minat dan belum berkembangnya pendidikan bioteknologi di Indonesia disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, masih terbatasnya pengetahuan tentang bioteknologi. Selama ini, kata Kalman, pendidikan bioteknologi hanya sebatas untuk akademisi di perguruan tinggi, tapi sangat terbatas untuk sekolah menengah, baik guru maupun siswanya. Kedua, karena masih sedikitnya investor bioteknologi. Ketiga, biaya riset bioteknologi yang mahal.
Untuk memperkenalkan dan meningkatkan minat bioteknologi, Baharuddin menyarankan agar pendidikan bioteknologi dimulai sejak tingkat SD dan SMP, bukan hanya sebatas pada tingkatan SMA. "Seharusnya, pendidikan bioteknologi masuk kurikulum sejak tingkatan sekolah dasar (SD)," ujar Burhanudin.
Pada tingkat SD perlu diperkenalkan pendidikan bioteknologi tradisional seperti fermentasi dalam pembuatan tempe, atau pengenalan tentang mikroba. Sedangkan pada tingkat SMA mulai diperkenalkan bioteknologi modern yakni tentang gen, DNA. Selain itu, pendidikan bioteknologi juga perlu dikembangkan dengan cara yang menarik dan atraktif.
Guru-guru Biologi pada jenjang sekolah menengah atas dinilai belum banyak mempraktikkan teknologi biologi. Padahal, praktik pada bidang tersebut sangat penting untuk memberi pemahaman nyata pada murid. Kemampuan itu dinilai mendesak karena kurikulum pelajaran biologi sudah banyak mencakup materi bioteknologi.

PERLUNYA PENDIDIKAN DALAM BIDANG BIOTEKNOLOGI
Dewasa ini, resiko yang mungkin terjadi akibat perkembangan bioteknologi dipandang oleh sebagian orang secara langsung kepada potensi bahaya produk tanpa melihat teknik-teknik dan penelitian yang dikembangkan guna meminimunkan efek negatif dan meningkatkan sisi positif.
Perang opini dalam berbagai media pun lebih banyak fokus kepada resiko-resiko terhadap kesehatan manusia. Sepertinya saat ini, pihak yang menentang produk bioteknologi tengah memenangkan perang ini. Meskipun telah ada konsensus international dari para peneliti dan pemerintah bahwa tanaman yang berasal dari bioteknologi aman sebagai pangan dan pakan, serta berguna untuk kelestarian lingkungan, beberapa masyarakat masih takut terhadap produk rekayasa genetika ini karena dianggap tidak alami.
Mungkin masyarakat lupa bahwa pangan yang dimanfaatkan sekarang ini takkan dapat dinikmati tanpa campur tangan manusia baik dengan pemuliaan tanaman, pengolahan tanah, aplikasi pupuk, irigasi, penggunaan traktor dan lain-lain. Tanpa proses budidaya yang dilakukan oleh manusia selama bertahun-tahun, kita mungkin masih memiliki tanaman-tanaman terdahulu yang belum tentu sanggup menghasilkan hasil panenan yang mencukupi kebutuhan manusia kini. Dengan demikian, sebenarnya bioteknologi merupakan hal yang sederhana, sebagai teknologi budidaya dalam sejarah panjang pertanian dunia seiring semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Sangat tidak mungkin untuk mengatakan bahwasannya sesuatu di dunia ini 100% aman, namun berdasarkan data mengindikasikan bahwa produk bioteknologi adalah aman, dan keuntungan yang didapatkan jauh melebihi resiko.
Berdasarkan review Departemen Kesehatan Inggris tahun 1999, tidak ada data yang menunjukkan efek negatif produk transgenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Departemen Pertanian dan Kehutanan Jepang juga memberikan hasil laporan yang sama. Selama 20 tahun tanaman transgenik dikembangkan, tidak ada suatu bukti akurat mengenai sisi negatif bagi manusia dan lingkungan. Dengan demikian, kita setidaknya dapat menyimpulkan bahwa sampai sekarang kontroversi yang terjadi didasarkan akan data-data yang tidak valid.
Argumen dari pihak yang kontra terhadap transgenic berdasar atas ketakutan dan kekhawatiran semata. Kebanyakan debat mengenai bioteknologi lebih didasarkan atas mitos dan informasi yang tidak seimbang dibandingkan dengan argumen ilmiah. Sebagai contoh, untuk mengklaim negatif produk transgenik, pihak oposisi menghubung-hubungkan pangan transgenik dengan penyakit-penyakit seperti kanker payudara, impoten dan beberapa perubahan fungsi tubuh lain.
Sayangnya pemahaman seperti ini tidak jarang tersebar hingga ke tingkat birokrat dan pengambil kebijakan di negara-negara berkembang. Taktik yang digunakan dalam debat juga menyesatkan pemahaman. Mereka memberikan informasi dengan media massa secara hati-hati dengan menggunakan berbagai data yang salah untuk menekankan kepada masyarakat mengenai dampak negatif bioteknologi.
Pihak yang menentang bioteknologi seringkali menggunakan percobaan yang salah untuk semakin menekankan pemahaman negatif mengenai bioteknologi kepada masyarakat. Sebagai contoh, percobaan mengenai larva kupu-kupu yang mati setelah makan jagung transgenik dipublikasikan besar-besaran bahwa akan dapat mengancam lingkungan dan manusia. Padahal secara ilmiah, percobaan itu masih salah, dan setelah diberikan penjelasan oleh reviewer para ahli terhadap penelitian tersebut tidak dapat mengubah impressi awal yang diakibatkan oleh kritik terhadap bioteknologi.
Polemik mengenai produk transgenik diikuti oleh tidak imbangnya opini yang ada di masyarakat dapat menimbulkan masalah yang lebih komplek di kemudian hari, dan juga memberikan pengaruh terhadap aktifitas pengembangan bioteknologi secara keseluruhan.
Ketimpangan opini tersebut dapat menyebabkan berkurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat dalam bidang bioteknologi. Ketimpangan opini tersebut akan sangat menyudutkan pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang bioteknologi dan memaksa mereka menerima pembuktian-pembuktian yang secara ilmiah masih sulit dijelaskan.
Para peneliti benar-benar akan berada di bawah tekanan, dan pada akhirnya akan mematikan perkembangan ilmu bioteknologi itu sendiri akibat kurangnya SDM dalam bidang bioteknologi, support dari pemerintah dan juga pendanaan. Hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai kondisi yang berbahaya, karena ke depan kita akan memerlukan banyak sekali ahli-ahli bioteknologi yang benar-benar paham terutama rekayasa genetika untuk meluruskan pemahaman yang salah di masyarakat. Para advokat dalam bidang bioteknologi seringkali harus dipaksa untuk mempertahankan bioteknologi, serta sangat terbatas sekali kesempatan untuk bertemu dengan masyarakat luas. Hal tersebut semakin penting karena sebenarnya masyarakat luas belum memiliki pemahaman yang benar mengenai bioteknologi apalagi secara detil. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan cara investasi dalam bidang penelitian, pendidikan dan pelatihan dalam bidang bioteknologi.
Masyarakat yang benar-benar paham mengenai bioteknologi ini akan sangat berguna untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk bioteknologi serta dapat menjadi kontrol yang efektif dalam mengawasi perkembangan bioteknologi. Pendidikan tinggi dengan produknya (lulusan, konsep, teknologi, dll) selama ini telah berperan cukup signifikan terhadap pembangunan nasional. Konsep ini terintegrasi dalam ‘Tri Dharma Perguruan Tinggi’ yaitu pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya, pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik (mahasiswa) untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat memecahkan berbagai permasalahan dalam masyarakat, dan mengembangkan berbagai konsep dan sistem untuk mengantisipasi permasalahan di masa mendatang termasuk permasalah dalam bidang bioteknologi.
Hal tersebut dapat dicapai dengan memasukkan kurikulum mengenai bioteknologi dalam proses belajar. Bentuknya bisa saja sebagai mata kuliah wajib, mata kuliah penunjang, studium general, kuliah singkat mengenai bioteknologi di tingkat pertama, saat masa orientasi maupun acara-acara lainnya. Pendidikan tinggi juga berperan dalam pengembangan teknologi baru termasuk bioteknologi dengan riset-risetnya. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, pendidikan tinggi dapat melakukan dengan kegiatan community college atau sekolah lapang untuk memberikan pemahaman yang berimbang mengenai bioteknologi kepada masyarakat.
Dalam kontroversi mengenai bioteknologi yang terjadi, seringkali peran pemerintah sebagai pengambil kebijakan sangat berpengaruh. Untuk itu, pemahaman yang benar di pihak pemerintah untuk menggali informasi yang benar dan menggunakannya untuk merumuskan kebijakan merupakan hal yang penting dalam menengahi debat yang terjadi. Perdebatan mengenai teknologi ini, ke depan akan semakin sering terjadi, dan peran pemerintah akan semakin penting dan menentukan untuk bertindak benar di dalam tekanan yang terjadi. Terlebih di era desentralisasi di Indonesia saat ini, kebutuhan SDM yang mengerti mengenai bioteknologi di pemerintahan sebagai pengambil kebijakan akan semakin penting.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.angelfire.com/ca/DonaldPokatong/BIOTEK2.html Download tanggal 08 mei 2010 Jam 19.00
http://awangmaharijaya.wordpress.com/2008/02/22/meningkatkan-peran-bioteknologi-melalui-pendidikan/ Download tanggal 08 mei 2010 Jam 19.09
http://www.biotek.lipi.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=473:Memasyarakatkan%20Bioteknologi%20Sejak%20Dini&catid=8&Itemid=53 Download tanggal 08 mei 2010 Jam 19.15
http://yandriana.wordpress.com/2010/02/08/praktik-bioteknologi-sma-minim/ Download tanggal 08 mei 2010 Jam 19.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar